Ada Gereja Megah pada Punggung Kota Waingapu

JUDUL BUKU: Bintang Kejora Pindu Hapi  menuju  Maria Bunda Selalu Menolong Kambajawa  (Sekilas Sejarah  Paroki Maria Bunda Selalu Menolong Kambajawa Waingapu – Sumba Timur – NTT) I PENULIS: Agust Dapa Loka, dkk I PENERBIT: Altheras Publishing (2025) I TEBAL BUKU: XVI + 104

_______________________________________

Satu lagi bangunan gereja Katolik berdiri megah di atas punggung Kota Waingapu, Pulau Sumba, pulau yang dijuluki ”Negeri Seribu Kuda” atau pada saat yang lain digelari ”Pulau Sandelwood”. Gereja Maria Bunda Selalu Menolong, Kambajawa di Kota Waingapu ini menjadi penanda Umat Katolik di pulau ini mengalami pertumbuhan dan kemajuan dalam iman dan kehidupan sosial.

Buku ini merekam dengan jelas perjalanan paroki yang merupakan hasil pemekaran dari Paroki Sang Penebus, Wara, juga di kota Waingapu. Catatan penulis memuat aneka perjuangan yang tidak bisa dipandang ringan dalam membangun hidup beriman, terutama karena luasnya wilaya dan alam yang menantang. Ada pula alasan membangun paroki ini (bangunan pertama) yang secara kocak diucapkan oleh Pater Yulius Luli, CSsR (Alm).

“Saya membangun gedung gereja ini, sebagai bagian dari bentuk pertobatan saya, karena saya sering marah-marah kepada anggota umat yang selalu lambat dan bahkan tidak datang mengikuti Perayaan Ekaristi di gereja Paroki Sang Penebus Waingapu,” kata Pater Yulius dalam salah satu khotbahnya. (halaman 13).

Walau ”bercanda”, ungkapan Pater Yulius tersebut ada benarnya. Oleh karena jarak gereja Sang Penebus di Wara yang cukup jauh dari Kambajawa, banyak umat yang ”on off” ke gereja. Kondisi ini menggelisahkan almarhum sebagai gembala.

Setelah dirasa bangunan yang pertama tidak memadai lagi, maka bangunan gereja yang gambarnya terpampang pada cover buku ini dibangun – diawali dan diiringi pro kontra yang menghangat.

Namun oleh tekad, doa dan semangat bersama umat dan pastor paroki, dan didukung oleh sejumlah donatur, gereja baru selesai dibangun.

Seperti dikatakan penulis pada Kata Pengantar, sebuah sejarah tidak dimaksud untuk mengajak pembaca  terus menoleh ke belakang lalu bermain dengan bayangan untuk bernostalgia. Tetapi yang lebih penting adalah melihat jejak langkah guna memastikan tidak mengulangi luka yang sama.

Kita percaya bahwa melalaikan sejarah adalah bentuk ketidakberadaban terhadap proses yang mengantar kita pada langkah hari ini. Sejarah akan menjadi spirit pemantik inspirasi untuk menerobos tirai masa depan (halaman VII).

Semoga umat Paroki Maria Bunda Selalu Menolong selalu bertumbuh dalam iman, pengharapan dan kasih. Dan semoga sejarah panjang dan berliku tersebut melahirkan tekad untuk beriman dengan makin setia dan ”menyala” di atas punggung Pulau Sumba. (AP)

Author: altheras_admn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *