Judul Buku: Gembala Murah Hati Berbau Domba I Sub Judul: Inspirasi bagi Pengurus Lingkungan Merawat Iman Akar Rumput Gereja Katolik I Penulis: Ola Tukan Agustinus I Penerbit : ALTHERAS Publishing (2025) I Tebal Buku: xiv + 110
____________________________________
Dorongan utama menulis buku ini adalah pengalaman penulis selama lebih dari 25 tahun terlibat aktif dalam kehidupan Komunitas Lingkungan di pinggiran Jakarta dan ketersimaan penulis pada gaya kepemimpinan Paus Fransiskus yang selalu mau hidup seperti umat Katolik pada umumnya.
Keprihatinan penulis pada kecenderungan menurunannya tingkat partisipasi umat dari tahun ke tahun dalam kegiatan yang bersifat rutin. Rata rata tingkat partisipasi umat di kegiatan kurang dari 30 % dari populasi umat berdasarkan data BIDUK. Di lain pihak, para pengurus lingkungan tak berdaya mengaktifkan umat dalam aneka kegiatan rutin.
Ulasan 4 anak tangga dalam buku ini bertujuan membantu pengurus naik dan turun memanage Komunitas Lingkungan agar menghadirkan umat lingkungan yang makin Berakar dalam Iman, Bertumbuh dalam Pengharapan, Berbuah dalam Pelayanan Amal Kasih.
Anak Tangga Pertama: Membentuk Tim, yakni mengajak sesama warga lingkungan untuk bersama melayani. Memilih tim tidak mudah. Karenanya, perlu melibatkan Tuhan dalam doa sehingga memilih orang yang tepat untuk bekerja bersama di ladang Tuhan. Yesus sendiri sebelum memilih para rasul berdoa semalaman. Pelbagai unsur dan umur dilibatkan dalam tim pengurus
Anak Tangga Kedua: Kerja tim yang pertama adalah mendiagnosa semua potensi dalam komunitas yang bisa diberdayakan tetapi juga mengenal titik lemah komunitas yang perlu dikuatkan.
Anak Tangga Ketiga: Aneka data yang sudah diinventarisir pada anak tangga kedua harus diolah menjadi langkah pastoral di tingkat lingkungan. Pada anak tangga ini dikemukakan masalah masalah yang muncul di lingkungan dan solusi apa yang dipakai untuk mengatasi masalah tersebut.
Pada Anak tangga Keempat, penulis mengulas tokoh yang betul-betul mempraktikkan spirit gembala berbau domba, yakni Paus Fransiskus yang meskipun menempati kursi kepemimpinan Gereja Katolik tertinggi namun memilih gaya hidup umat Katolik kebanyakan, yakni hidup dalam kesederhaan dan kebersahajaan. Paus Fransiskus mengajarkan prinsip ”gembala berbau domba” bukan dengan khotbah atau surat gembala tetapi dengan hidupnya sendiri.
Catatan Pembaca adalah bagian pengayaan buku. Pada bagian ini, penulis meminta beberapa unsur dalam kehidupan menggereja antara lain: Remaja, Orang Muda, Frater, Suster, Imam dan tokoh awam yang terlibat aktif dalam dinamika komunitas lingkungan.
Remaja dan Orang Muda, mendapat tempat pertama karena di kegiatan lingkungan, kelompok ini yang konsisten tidak hadir. Mareka perlu dimintai pandangan tentang lingkungan.
Frater, Imam dan Suster (baik dalam maupun di tanah missi ) memberi ulasannya tentang Komunitas Basis atau lingkungan karena mareka tenaga pastoral full time yang memiliki kontribusi besar dan penting bagi dinamika lingkungan.
Sedangkan praktisi awam berkontribusi langsung dalam 20 tahun terakhir di kehidupan Komunitas Basis Gerejawi. Mereka memberi tanggapan tentang kehadiran buku Gembala berbau domba. (*)