Teguran Lembut Atas Sikap Disorientasi Aktivis Gereja

Judul Buku: Musafir di Tengah Kota I Penulis: RD Petrus Tunjung Kesuma I Penerbit: Altheras (2024) I Jumlah halaman: X+138 halaman

Tidak berlebihan pengasuh Penerbit Altheras mengatakan: Mendapat kepercayaan dari Romo Tunjung Kesuma untuk menerbitkan bukunya ini, merupakan kehormatan dan berkat bagi Penerbit Altheras. Dengan menerbitkan buku ini, kami mengambil bagian kecil dalam upaya membangun umat dan aktifis Gereja yang berkualitas.

Menurut hemat kami, kesediaan membaca buku ini adalah sebentuk kerelaan membiarkan diri menyantap nutrisi rohani bagi pertumbuhan iman. Bersamaan dengan itu, membaca buku ini berarti  membuka hati menimba semangat pendewasaan sebagai pelayan-pelayan di seputar Gereja.

Buku ini lahir dari pengalaman iman dan amatan yang cermat Romo Tunjung memaknai berbagai peristiwa yang sederhana sekalipun lalu mengolahnya menjadi sajian lezat dan bergizi. Benarlah yang dikatakan orang, di tangan seorang perenung yang baik, segala hal dan peristiwa bisa menjadi pelajaran berharga.

Bayangkan, dua ekor kucing di Samadi Klender yang sehari-hari tidur atau malah mengganggu di depan pintu kamarnya bisa menjadi sumber refleksi menarik. Atau, ungkapan seorang Suster senior ”Awas, itu tempat duduk saya” kepada Suster junior, bisa menjadi sumber inspirasi penuh daya refleksi.

Tulisan-tulisan pendek pada bagian kedua buku, jika dibaca dengan hati yang teduh, bisa menjadi teguran lembut, dan sapaan keras bagi para aktivis Gereja yang acap kali disorientasi dalam pelayanan. Antara ”Mewartakan kebesaran Tuhan” dan ”Kebesaran diri”.

Membaca bagian kedua buku, pembaca seakan berada dalam sebuah ruang rekoleksi aktifias Gereja dengan pembicara atau reflektor seorang imam bernama Tunjung Kesuma yang dengan lembut dan jitu menunjukkan hal-hal ”mengganggu” yang muncul dari ”kelakuan” para aktivis Gereja.

Apa dan bagaimana itu semua, tanpa hanya bermaksud mengumpan rasa penasaran, sebaiknya Anda menyusuri halaman demi halaman buku ini. Di ujung, Anda akan berujar atau bergumam, ”Terima kasih, Romo”. Selamat membaca.

Author: altheras_admn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *